Minggu, 13 Mei 2018

ALJABAR BOOLEAN


ALJABAR BOOLEAN



                                                        
DEFINISI. Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator
biner, + dan
×, dan sebuah operator uner, ’. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen
yang berbeda dari B. Maka, tupel
<B, +,
×,’, 0, 1>
disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c
Î B berlaku aksioma berikut:
1. Identitas
(i) a + 0 = a
(ii) a
× 1 = a
2. Komutatif
(i) a + b = b + a
(ii) a
× b = b . a
3. Distributif
(i) a
× (b + c) = (a × b) + (a × c)
(ii) a + (b
× c) = (a + b) × (a + c)
4. Komplemen
Untuk setiap a
Î B terdapat elemen unik aÎ B sehingga
(i) a + a’ = 1
(ii) a
× a’ = 0
Berhubung elemen-elemen B tidak didefinisikan
nilainya (kita bebas menentukan anggota-anggota B),
maka terdapat banyak sekali aljabar boolean.
Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, orang
harus memperlihatkan:
1. elemen-elemen himpunan B,
2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner
dan operator uner,
3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator
tersebut, memenuhi keempat aksioma di atas


Aljabar himpunan dan aljabar logika proposisi juga merupakan
aljabar Boolean karena memenuhi empat aksioma di atas.
Dengan kata lain, aljabar himpunan dan aljabar proposisi
adalah himpunan bagian (subset) dari aljabar Boolean.
Pada aljabar proposisi misalnya:
- B berisi semua proposisi dengan n peubah.
- dua elemen unik berbeda dari B adalah T dan F,
- operator biner:
Ú dan Ù, operator uner: ~
- semua aksioma pada definisi di atas dipenuhi
Dengan kata lain <B,
Ú, Ù, ~, F, T> adalah aljabar Booelan

Aljabar Boolean 2-Nilai
Merupakan aljabar Boolean yang paling popular, karena
aplikasinya luas.
Pada aljabar 2-nilai:
(i) B = {0, 1},
(ii) operator biner:
+ dan ×, operator uner:
(iii) Kaidah untuk operator biner dan operator uner:
(iv) Keempat aksioma di atas dipenuhi

a b a × b a b a + b a a
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

Ekspresi Boolean
Ekspresi Boolean dibentuk dari elemen-elemen B dan/atau
peubah-peubah yang dapat dikombinasikan satu sama lain
dengan operator +,
×, dan ’.
Contoh 1:
0 1 a b a
+ b
a
× b
a
× (b + c)
a
× b’ + a × b × c’ + b’, dan sebagainya

Hukum-hukum Aljabar Boolean

1. Hukum identitas:
(i) a + 0 = a
(ii) a
× 1 = a
2. Hukum idempoten:
(i) a + a = a
(ii) a
× a = a
3. Hukum komplemen:
(i) a + a’ = 1
(ii) aa’ = 0
4. Hukum dominansi:
(i) a
× 0 = 0
(ii) a + 1 = 1
5. Hukum involusi:
(i) (a’)’ = a
6. Hukum penyerapan:
(i) a + ab = a
(ii) a(a + b) = a
7. Hukum komutatif:
(i) a + b = b + a
(ii) ab = ba
8. Hukum asosiatif:
(i) a + (b + c) = (a + b) + c
(ii) a (b c) = (a b) c
9. Hukum distributif:
(i) a + (b c) = (a + b) (a + c)
(ii) a (b + c) = a b + a c
10. Hukum De Morgan:
(i) (a + b)’ = ab
(ii) (ab)’ = a’ + b
11. Hukum 0/1
(i) 0’ = 1
(ii) 1’ = 0

Contoh 2: Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari
aljabar Boolean maka kesamaaan berikut:
a + ab = a + b
dan
a(a’ + b) = ab
adalah benar.
Penyelesaian:
(i) a + ab = (a + ab) + ab
(Hukum Penyerapan)

= a + (ab + ab)
(Hukum Asosiatif)

= a + (a + a’)b
(Hukum Distributif)

= a + 1 × b
(Hukum Komplemen)

= a + b
(Hukum Identitas)

(ii) a(a’ + b) = a a’ + ab
(Hukum Distributif)

= 0 + ab
(Hukum Komplemen)

= ab
(Hukum Identitas)



Fungsi Boolean
Contoh-contoh fungsi Boolean:
f(x) = x
f
(x, y) = xy + xy’+ y
f(x, y) = xy
f(x, y) = (x + y)’
f(x, y, z) = xyz
Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk
komplemennya, disebut literal.
Fungsi h(x, y, z) = xyz’ terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’.
Jika diberikan x = 1, y = 1, z = 0, maka nilai fungsinya:
h(1, 1, 0) = 1
×1 × 0’ = (1 × 1) × 1 = 1 × 1 = 1

Bentuk Kanonik
Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi
dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda.
Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua
sebagai perkalian dari hasil jumlah.
Contoh 3:
f(x, y, z) = xyz + xyz’ + xyz
dan
g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
adalah dua buah fungsi yang sama.

Minterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung
literal yang lengkap dalam bentuk hasil kali
Maxterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung
literal yang lengkap dalam bentuk hasil jumlah.
Contoh 4:
f(x, y, z) = xyz + xyz’ + xyz à 3 buah minterm: xyz, xyz’, xyz
g
(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
à 5 buah maxterm: (x + y + z), (x + y’ + z), (x + y’ + z’),
(x’ + y + z’), dan (x’ + y’ + z)

Misalkan peubah (variable) fungsi Boolean adalah x, y, dan z
Maka:
x’y
à bukan minterm karena literal tidak lengkap
y’z’
à bukan minterm karena literal tidak lengkap
xy’z, xyz’, x’y’z
à minterm karena literal lengkap
(x + z)
à bukan maxterm karena literal tidak lengkap
(x’ + y + z’)
à maxterm karena literal lengkap
(xy’ + y’ + z)
à bukan maxterm
Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari
satu atau lebih minterm atau perkalian dari satu atau lebih
maxterm disebut dalam bentuk kanonik.

Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
Fungsi f(x, y, z) = xyz + xyz’ + xyz dikatakan dalam bentuk
SOP
Fungsi g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)
(x’ + y’ + z)
dikatakan dalam bentuk POS

Cara membentuk minterm dan maxterm:
Untuk minterm, setiap peubah yang bernilai 0
dinyatakan dalam bentuk komplemen, sedangkan
peubah yang bernilai 1 dinyatakan tanpa
komplemen.
Sebaliknya, untuk maxterm, setiap peubah yang
bernilai 0 dinyatakan tanpa komplemen, sedangkan
peubah yang bernilai 1 dinyatakan dalam bentuk
komplemen.

Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel
kebenaran untuk dua peubah:

Minterm Maxterm
x y
Suku Lambang Suku Lambang
0 0 1 1
0 1 0 1
xy
xy
xy

x y
m
0
m1
m2
m3
x + y
x
+ y
x’ + y
x
’ + y
M0
M1
M2
M3

Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel
kebenaran untuk tiga peubah:

Minterm Maxterm
x y z
Suku Lambang Suku Lambang
0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1
xyz
xyz
x
y z
xy z
x y
z
x yz
x y z

x y z
m
0
m1
m2
m3
m4
m5
m6
m7
x + y + z
x
+ y + z
x + y’+z
x
+ y’+z
x’+ y + z
x
’+ y + z
x’+ y’+ z
x
’+ y’+ z
M0
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7

Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, kita dapat
membentuk fungsi Boolean dalam bentuk kanonik
(SOP atau POS) dari tabel tersebut dengan cara:
- mengambil minterm dari setiap nilai fungsi yang
bernilai 1 (untuk SOP)
atau
- mengambil maxterm dari setiap nilai fungsi yang
bernilai 0 (untuk POS).

Contoh 5: Tinjau fungsi Boolean yang dinyatakan oleh Tabel di bawah ini.
Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk kanonik SOP dan POS
Penyelesaian:
SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan
1 adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk
kanonik SOP adalah
f(x, y, z) = xyz + xyz’ + xyz
atau (dengan menggunakan lambang minterm),
f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 =
å (1, 4, 7)

krit 20
x y z f(x, y, z)
0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 0 1

POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan
0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam
bentuk kanonik POS adalah
f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z)
atau dalam bentuk lain,
f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 =
Õ(0, 2, 3, 5, 6)
 x y z f(x, y, z)
0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 0 1

Contoh 6: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + yz dalam bentuk kanonik
SOP dan POS.
Penyelesaian:
(a) SOP
Lengkapi terlebih dahulu literal untuk setiap suku agar jumlahnya sama.
x = x(y + y’)
= xy + xy
= xy (z + z’) + xy’(z + z’)
= xyz + xyz’ + xyz + xyz
dan
yz = yz (x + x’) = xy’z + x’y’z
Jadi f(x, y, z) = x + yz
= xyz + xyz’ + xyz + xyz’ + xyz + xyz
= xyz + xyz’ + xyz + xyz’ + xyz
atau f(x, y, z) = m1 + m4 + m5 + m6 + m7 =
S (1,4,5,6,7)

(b) POS
f(x, y, z) = x + yz
= (x + y’)(x + z)
Lengkapi terlebih dahulu literal pada setiap suku agar jumlahnya sama:
x + y’ = x + y’ + zz
= (x + y’ + z)(x + y’ + z’)
x + z = x + z + yy
= (x + y + z)(x + y’ + z)
Jadi, f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z)
= (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
atau f(x, y, z) = M0M2M3 =
Õ(0, 2, 3)
Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit 23
Contoh 7: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = xy + xz dalam bentuk kanonik
POS.
Penyelesaian:
f(x, y, z) = xy + xz
= (xy + x’) (xy + z)
= (x + x’) (y + x’) (x + z) (y + z)
= (x’ + y) (x + z) (y + z)
Lengkapi literal untuk setiap suku agar jumlahnya sama:
x’ + y = x’ + y + zz’ = (x’ + y + z) (x’ + y + z’)
x + z = x + z + yy’ = (x + y + z) (x + y’+ z)
y + z = y + z + xx’ = (x + y + z) (x’ + y + z)
Jadi, f(x, y, z) = (x + y + z) (x + y’+ z) (x’+ y + z) (x’ + y + z’)
atau f(x, y, z) = M0 M2M4 M5 =
Õ (0,2,4,5)

Konversi Antar Bentuk Kanonik
Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan tiga peubah:
f(x, y, z) =
S (1, 4, 5, 6, 7)
dan f ’adalah fungsi komplemen dari f,
f ’(x, y, z) =
S (0, 2, 3) = m0+ m2 + m3
Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f
dalam bentuk POS:
f (x, y, z) = (f ’(x, y, z))’ = (m0 + m2 + m3)’ = m0’ . m2’ . m3’
= (xyz’)’ (xy z’)’ (xy z)’
= (x + y + z) (x + y’ + z) (x + y’ + z’)
= M
0 M2 M3 =
Õ (0,2,3)
Jadi, f(x, y, z) =
S (1, 4, 5, 6, 7) = Õ (0,2,3).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar